29 September 2023 Lubuklinggau Orang tua Pasien Rumah Sakit Siti Aisyah (RSSA) Kota LubukLinggau, Fauzan, menyesali buruknya pelayanan dan tindakan oknum pelayanan medis yang terkesan bertele dalam menangani pasien.Dari lamanya waktu proses pendaftaran pasien hingga proses penanganan medis lainnya.
Selain itu sikap dan cara bicara oknum Sekretaris inisial DS, juga telah membuat kecewa keluarga pasien. Pasalnya oknum tersebut telah bersikap arogan dan berbicara kasar terhadap keluarga pasien saat mempertanyakan alasan lambannya penanganan oleh pihak Rumah sakit.
Hal ini diungkapkan Fauzan kepada wartawan, kamis, (21/09). Ia menyesali tindakan oknum pelayanan medis dan pegawai rumah sakit Siti Aisyah yang diduga abai dan bertele, juga sering mengulur waktu ketika melayani permintaan pasien. Hal itu diketahui setelah ia melakukan pengobatan anaknya di rumah sakit tersebut.
Diceritakan Fauzan, Selasa (19/09) Ia pergi mengobati anaknya ke rumah sakit Siti Aisyah LubukLinggau guna mengobati anaknya yang diduga terkena DBD. Sesampai di lokasi, ia menuju ruang IGD. Disana ia mendapat pelayanan, kemudian mendaftar dan menyampaikan data diri dan identitas anaknya. Pasienpun di tangani dan diberikan infus. Namun sayangnya waktu dan cara pelayanannya terlalu lama dan arogan membuat kesal keluarga pasien. Buruknya pelayanan dirasakan pasien mulai di rawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) hingga di ruang rawat inap.
Perihatin melihat kondisi anaknya terbaring lama di ranjang pasien IGD, akhirnya ia mencoba menanyakan ke sekretariat guna mengetahui penyebab lambannya penanganan tersebut.
“Lebih dari dua jam anak saya terbaring ruangan IGD. Anehnya, pemindahan baru dilakukan setelah saya menemui bagian Sekretariat Pihak Rumah Sakit menanyakan perihal penyebab lambannya penanganan,”kata Fauzan.
Lebih lanjut Fauzan menuturkan, lambannya penanganan dan tindakan kurang sigap dari oknum pegawai dan oknum perawat dalam pelayanan juga terlihat dari sikap dan cara bicara mereka yang kasar dan kurang bersahabat dalam melakukan perawatan. Selain itu oknum beberapa pegawai dan perawat sering mengulur-ngulur waktu ketika menanggapi keluhan dan permohonan keluarga pasien.
Buruknya pelayanan perawat terlihat dari sedikitnya kunjungan dokter pada pasien rawat inap, serta lamanya pelayanan oleh tenaga kesehatan (apoteker dan petugas laboratorium). Selain itu, pasien juga mengeluhkan kurangnya penyediaan obat terhadap penyakit yang diderita pasien.
“Anak saya itu terkena DBD, suhu badan tinggi dan juga terkena penyakit lambung sehingga sering muntah bila mengkonsumsi makanan. Tetapi yang dilakukan pihak rumah sakit hanya memberi obat DBD dan obat turun panas sementara obat lambung tidak diberikan. Sehingga selama pengobatan hingga selesai anak saya sulit mengkonsumsi makanan dan terus mengalami muntah. Akhirnya terpaksa saya membawanya ke dokter lain untuk melakukan pengobatan setelah melakukan pengobatan dari rumah sakit, Alhamdulillah setelah saya bawa ke dokter lain anak saya tidak lagi muntah,”katanya.
Persoalan lain yang dirasakan adalah rumitnya pengurusan administrasi serta mahalnya harga obat menambah daftar keluhan keluarga pasien.
Ia mencontohkan ketika meminta surat keterangan Dokter guna keperluan terkait izin sang pasien yang belum bisa mengikuti perkuliahan yang begitu sulit dan menghabiskan waktu berjam-jam lamanya. Padahal sekedar minta tanda tangan. Oknum pegawai dan perawat terkesan lamban, seolah tak perduli dan abai.
“Saya mengajukan permohonan pukul 8:00 WIB, surat keterangan itu baru diberikan pada jam 17:00 WIB. Ini jelas merugikan,” ujar Fauzan.
Pihak rumah sakit beralasan surat keterangan tersebut belum bisa diberikan karena harus menunggu dokter. “Hal seperti ini sangat merugikan karena menghambat urusan,”keluh Fauzan lagi.
Atas permasalahan tersebut, maka ia meminta pihak terkait dalam hal ini Wali Kota LubukLinggau untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja dan pelayanan RSSA yang diduga tidak sesuai Standar Pelayanan dalam menjalankan tugas mereka selaku pelayan publik yang telah merugikan pasien.”Saya minta pihak terkait dalam hal ini Bapak Wali kota LubukLinggau tanggap dalam persoalan ini, jangan sampai terulang dan menimpa pasien lain,”kata Fauzan.
Kepala Rumah Sakit Siti Aisyah, Dr.Dwiana Soedijono, Kamis, 21/09, ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon selular mengenai perihal tersebut, belum memberikan tanggapan. Kendati secara berulang dilakukan pemanggilan masih belum juga menjawab padahal nomor yang dihubungi aktif. (Tim*)
Posting Komentar